Media sosial kembali diramaikan dengan sebuah video viral. Kali ini, video tersebut menampilkan pendakwah kondang, Gus Miftah, yang melontarkan candaan kepada seorang pedagang es teh di tengah pengajian. Momen itu terjadi dalam acara Magelang Bersholawat yang digelar di Lapangan Drh. Soepardi, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, pada Rabu, 20 November 2024.
Namun, candaan Gus Miftah yang menyebut pedagang es dengan istilah “gobl*k” menuai beragam reaksi dari netizen. Beberapa menganggap itu hanya guyonan, sementara yang lain menilai kurang pantas. Tak berhenti di situ, Ustaz Salim A Fillah turut merespons kejadian ini dengan sebuah tindakan yang menginspirasi.
Salim A Fillah: Menggandeng Netizen untuk Mencari Pedagang Es
Di tengah riuhnya perbincangan, pendakwah Salim A Fillah mengambil langkah berbeda. Melalui akun Instagram resminya, @salimafillah_official, Ustaz Salim menanyakan informasi tentang pedagang es teh yang menjadi perbincangan tersebut.
“Ada yang tahu info tentang Bapak penjual es?” tulis Ustaz Salim.
Tak berhenti di sana, ia juga menyampaikan niat mulianya untuk membantu keluarga pedagang tersebut dengan memberikan beasiswa pendidikan bagi anak-anaknya.
“Insya Allah kami mau kasih beasiswa pendidikan untuk anak-anaknya,” ujar Ustaz Salim, menunjukkan empatinya kepada mereka yang tengah berjuang mengais rezeki halal.
Pekerjaan Halal: Tidak untuk Dihina
Dalam unggahan lainnya, Ustaz Salim mengingatkan bahwa tidak ada pekerjaan halal yang layak untuk dihina atau ditertawakan.
“Tetap semangat para pejuang nafkah. Karena sesungguhnya Allah bisa meninggikan derajat seseorang dengan cara yang luar biasa dan Allah bisa merendahkan seseorang dengan cara yang luar biasa,” tulisnya.
Pesan ini mengingatkan kita semua bahwa setiap perjuangan mencari nafkah adalah mulia di mata Allah, terlepas dari besar kecilnya penghasilan.
Candaan Gus Miftah yang Mengundang Tawa
Dalam video yang diunggah akun Twitter @pelangi77__, Gus Miftah terlihat tengah memberikan tausiyah. Suasana ceramah berubah menjadi riuh saat seorang jamaah tiba-tiba meminta Gus Miftah untuk memborong dagangan seorang pedagang es teh yang berdiri di tengah kerumunan.
Merespons permintaan tersebut, Gus Miftah bertanya kepada pedagang itu, “Es tehmu sih akeh nggak? ya kono didol goblk (Es teh kamu masih banyak tidak? Ya segera dijual sana, goblk).”
Candaan ini langsung memecah tawa para jamaah, termasuk para tokoh yang duduk di atas panggung. Gus Miftah melanjutkan dengan kalimat santai, “Dolen disik, engko lek urung payu Yo Wid, takdir (Jual dulu, nanti kalau belum laku ya sudah, takdir).”
Hikmah di Balik Kisah Tukang Es dan Tukang Bakso
Dalam kelanjutan tausiyahnya, Gus Miftah menyisipkan kisah tasawuf yang menarik tentang doa seorang tukang es teh dan tukang bakso.
“Kira-kira kalau hari itu adem? berarti doa tukang es diijabah nggak? Tetap saja diijabah dalam bentuk lain. Es nggak laku tapi badan sehat, pulang-pulang istri hamil, ya itu nikmat,” ucap Gus Miftah dengan gaya khasnya yang menggunakan bahasa Jawa.
Candaan ini kembali mengundang gelak tawa jamaah. Ia menutupnya dengan pesan bahwa nikmat Allah bisa hadir dalam berbagai bentuk yang tidak selalu sesuai dengan harapan kita.
Respon Netizen: Pro dan Kontra
Seperti biasa, dunia maya memberikan reaksi yang beragam. Ada yang menganggap candaan Gus Miftah sebagai sesuatu yang ringan dan menghibur.
“Gus Miftah memang selalu spontan, dan gaya humornya bisa menghidupkan suasana,” tulis seorang pengguna Twitter.
Namun, ada juga yang merasa bahwa candaan tersebut kurang pantas, terutama jika dilihat dari sudut pandang sang pedagang es teh.
“Sebagai pemuka agama, harusnya lebih hati-hati dalam bercanda, apalagi di depan umum,” komentar netizen lain.
Refleksi: Menghargai Setiap Perjuangan
Kisah ini memberi pelajaran berharga bahwa setiap pekerjaan halal patut dihargai. Candaan mungkin membuat suasana lebih cair, tetapi penting untuk memastikan tidak ada pihak yang merasa tersinggung.
Di sisi lain, aksi Ustaz Salim A Fillah adalah bukti nyata bahwa empati dan kepedulian dapat menjadi respons yang lebih bermakna terhadap sebuah peristiwa viral.
Penutup: Apa yang Bisa Kita Petik?
Kejadian ini mengingatkan kita untuk lebih bijak dalam berbicara dan bertindak, terutama saat menjadi panutan banyak orang. Tidak semua candaan diterima dengan cara yang sama oleh setiap orang. Di sisi lain, tindakan seperti yang dilakukan oleh Ustaz Salim menunjukkan bahwa empati bisa menjadi solusi untuk menghadirkan kebaikan di tengah perbedaan pendapat.
Bagi para pejuang nafkah di luar sana, tetaplah semangat! Perjuangan kalian adalah ibadah, dan setiap langkah kalian bernilai di hadapan-Nya.